Ciampea adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Indonesia, yang terdiri dari 13 kelurahan/desa.
Dulu dikenal dengan nama dan tulisan lama Tjampea, hal tersebut dikarenakan adanya ekosistem yang khas berupa perbukitan kapur, serta aneka peninggalan purbakala. Tetapi kini wilayah tersebut sudah termasuk dalam Kecamatan Cibungbulang.
Adapun Pusat Kecamatan Ciampea terletak di Desa Bojongrangkas, di tepi jalan utama Bogor - Jasinga - Tigaraksa (Jalan Nasional Rute 11), dekat percabangan menuju bukit kapur Ciampea. Lokasi ini dapat dicapai dengan menggunakan transportasi umum (angkot) dari Terminal Bubulak atau Terminal Laladon di Kota Bogor jurusan ke Ciampea, Leuwiliang, atau Jasinga.
Wilayah Ciampea adalah pintu untuk menuju beberapa lokasi wisata, antara lain; Gunung Salak Endah (wisata alam), Bukit Kapur Ciampea (wisata olahraga panjat tebing), dan petilasan purbakala di Ciaruteun (wisata sejarah).
Kampung Wisata Cinangneng di Desa Cihideung Udik,adalah salah satu destinasi wisata agro, yang menyediakan atraksi wisata suasana pedesaan, seperti aktivitas menanam dan memanen padi, membajak sawah dan atraksi hiburan kesenian tradisional Sunda bagi wisatawan.
Pada abad ke-18, tanah di sekitar Ciampea dan Dramaga dikuasai oleh Willem Vincent Helvetius van Riemsdijk putra Gubernur Jendral Jeremies van Riemsdjik (1775–1777), keluarga tersebut memanfaatkannya untuk kebun teh, kopi dan tanaman komoditas lainnya.
Pada usia 17 tahun Willem Vincent Helvetius sudah menduduki jabatan sebagai administrator Pulau Onrust, jabatan yang menjadi incaran banyak orang, karena konon sangat “basah”.
Selain itu ia pun memanfaatkan kedudukan ayahnya sebagai gubernur Jenderal, sehingga kekayaannya makin berkembang.
Namun keserakahannya membuat banyak warga pribumi di Ciampea menolak keberadaan keluarga van Riemsdijk, yang mendorong Pemerintah Belanda mengirimkan pasukan untuk meredam pergolakan yang terjadi saat itu.
Sumber : :Berbagai Sumber
Foto : Istimewa